Minggu, 25 Januari 2009

TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI

YUK KITA LIHAT TOKOH-TOKOH PSIKOLOGI,,,
KAMU PASTI TAHUKAN????????





Wilhelm Wundt

(1832 - 1920)


Wilhelm Wundt dilahirkan di Neckarau pada tanggal 18 Agustus 1832 dan wafat di Leipzig pada tanggal 31 Agustus 1920. Wilhelm Wundt seringkali dianggap sebagai bapak psikologi modern berkat jasanya mendirikan laboratorium psikologi pertama kali di Leipzig. Ia mula-mula dikenal sebagai seorang sosiolog, dokter, filsuf dan ahli hukum. Gelar kesarjanaan yang dimilikinya adalah dari bidang hukum dan kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang ilmuwan yang banyak melakukan penelitian, termasuk penelitian tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola oleh panca indera).

Pada tahun 1875 ia pindah ke Leipzig, Jerman, dan pada tahun 1879 ia dan murid-muridnya mendirikan laboratorium psikologi untuk pertama kalinya di kota tersebut. Berdirinya laboratorium psikologi inilah yang dianggap sebagai titik tolak berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang terpisah dari ilmu-ilmu induknya (Ilmu Filsafat & Ilmu Faal). Sebelum tahun 1879 memang orang sudah mengenal psikologi, tetapi belum ada orang yang menyebut dirinya sarjana psikologi. Sarjana-sarjana yang mempelajari psikologi umumnya adalah para filsuf, ahli ilmu faal atau dokter. Wundt sendiri asalnya adalah seorang dokter, tetapi dengan berdirinya laboratorium psikologinya, ia tidak lagi disebut sebagai dokter atau ahli ilmu faal, karena ia mengadakan eksperimen-eksperimen dalam bidang psikologi di laboratoriumnya.

Wundt mengabdikan diri selama 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menulis lebih dari 54.000 halaman laporan penelitian dan teori. Buku-buku yang pernah ditulisnya antara lain: "Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung" (Persepsi yang dipengaruhi kesadaran, 1862), "Grund zuge der Physiologischen Psychologie" (Dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi, 1873) dan "Physiologische Psychologie".


Kembali ke atas


Ivan Pavlov

(1849 - 1936)


Ivan Petrovich Pavlov dilahirkan di Rjasan pada tanggal 18 September 1849 dan wafat di Leningrad pada tanggal 27 Pebruari 1936. Ia sebenarnya bukanlah sarjana psikologi dan tidak mau disebut sebagai ahli psikologi, karena ia adalah seorang sarjana ilmu faal yang fanatik. Eksperimen Pavlov yang sangat terkenal di bidang psikologi dimulai ketika ia melakukan studi tentang pencernaan. Dalam penelitian tersebut ia melihat bahwa subyek penelitiannya (seekor anjing) akan mengeluarkan air liur sebagai respons atas munculnya makanan. Ia kemudian mengeksplorasi fenomena ini dan kemudian mengembangkan satu studi perilaku (behavioral study) yang dikondisikan, yang dikenal dengan teori Classical Conditioning. Menurut teori ini, ketika makanan (makanan disebut sebagai the unconditioned or unlearned stimulus - stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari) dipasangkan atau diikutsertakan dengan bunyi bel (bunyi bel disebut sebagai the conditioned or learned stimulus - stimulus yang dikondisikan atau dipelajari), maka bunyi bel akan menghasilkan respons yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing percobaan. Hasil karyanya ini bahkan menghantarkannya menjadi pemenang hadiah Nobel. Selain itu teori ini merupakan dasar bagi perkembangan aliran psikologi behaviourisme, sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi penelitian mengenai proses belajar dan pengembangan teori-teori tentang belajar.


Kembali ke atas


Emil Kraepelin

(1856 - 1926)


Emil Kraepelin dilahirkan pada tanggal 15 Pebruari 1856 di Neustrelitz dan wafat pada tanggal 7 Oktober 1926 di Munich. Ia menajdi dokter di Wurzburg tahun 1878, lalu menjadi dokter di rumah sakit jiwa Munich. Pada tahun 1882 ia pindah ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt yang pernah menjadi kawannya semasa mahasiswa. Dari tahun 1903 sampai meninggalnya, ia menjadi profesor psikiatri di klinik psikiatri di Munich dan sekaligus menjadi direktur klinik tersebut.

Emil Kraepelin adalah psikiatris yang mempelajari gambaran dan klasifikasi penyakit-penyakit kejiwaan, yang akhirnya menjadi dasar penggolongan penyakit-penyakit kejiwaan yang disebut sebagai Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), diterbitkan oleh American Psychiatric Association (APA). Emil Kraepelin percaya bahwa jika klasifikasi gejala-gejala penyakit kejiwaan dapat diidentifikasi maka asal usul dan penyebab penyakit kejiwaan tersebut akan lebih mudah diteliti.

Kraepelin menjadi terkenal terutama karena penggolongannya mengenai penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Ia membagi psikosis dalam dua golongan utama yaitu dimentia praecox dan psikosis manic-depresif. Dimentia praecox merupakan gejala awal dari penyakit kejiwaan yang disebut schizophrenia. Kraepelin juga dikenal sebagai tokoh yang pertama kali menggunakan metode psikologi pada pemeriksaan psikiatri, antara lain menggunakan test psikologi untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan kejiwaan. Salah satu test yang diciptakannya di kenal dengan nama test Kraepelin. Test tersebut banyak digunakan oleh para sarjana psikologi di Indonesia pada era tahun 1980an.


Kembali ke atas


Sigmund Freud

(1856 - 1939)


Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg (Austria), pada masa bangkitnya Hitler, dan wafat di London pada tanggal 23 September 1939. Ia adalah seorang Jerman keturunan Yahudi. Pada usia 4 tahun ia dan keluarga pindah ke Viena, dimana ia menghabiskan sebagian besar masa hidupnya. Meskipun keluarganya adalah Yahudi namun Freud menganggap bahwa dirinya adalah atheist.

Semasa muda ia merupakan anak favorit ibunya. Dia adalah satu-satunya anak (dari tujuh bersaudara) yang memiliki lampu baca (sementara yang lain hanya menggunakan lilin sebagai penerang) untuk membaca pada malam hari dan satu-satunya anak yang diberi sebuah kamar dan perabotan cukup memadai untuk menunjang keberhasilan sekolahnya. Freud dikenal sebagai seorang pelajar yang jenius, menguasai 8 (delapan) bahasa dan menyelesaikan sekolah kedokteran pada usia 30 tahun. Setelah lulus ia memutuskan untuk membuka praktek di bidang neurologi.

Pada tahun 1900, Freud menerbitkan sebuah buku yang menjadi tonggak lahirnya aliran psikologi psikoanalisa. Buku tersebut berjudul Interpretation of Dreams yang masih dikenal sampai hari ini. Dalam buku ini Freud memperkenalkan konsep yang disebut "unconscious mind" (alam ketidaksadaran). Selama periode 1901-1905 dia menerbitkan beberapa buku, tiga diantaranya adalah The Psychopathology of Everyday Life (1901), Three Essays on Sexuality (1905), dan Jokes and Their relation to the Unconscious (1905).

Pada tahun 1902 dia diangkat sebagai profesor di University of Viena dan saat ini namanya mulai mendunia. Pada tahun 1905 ia mengejutkan dunia dengan teori perkembangan psikoseksual (Theory of Psychosexual Development) yang mengatakan bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan bahwa pada masa balita pun anak-anak mengalami ketertarikan dan kebutuhan seksual. Beberapa komponen teori Freud yang sangat terkenal adalah:

*

The Oedipal Complex, dimana anak menjadi tertarik pada ibunya dan mencoba mengidentifikasi diri seperti sang ayahnya demi mendapatkan perhatian dari ibu
*

Konsep Id, Ego, dan Superego
*

Mekanisme pertahanan diri (ego defense mechanisms)

Istilah psikoanalisa yang dikemukakan Freud sebenarnya memiliki beberapa makna yaitu: (1) sebagai sebuah teori kepribadian dan psikopatologi, (2) sebuah metode terapi untuk gangguan-gangguan kepribadian, dan (3) suatu teknik untuk menginvestigasi pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan individu yang tidak disadari oleh individu itu sendiri.

Sejak the Psychoanalytic Society (Perhimpunan Masyarakat Psikoanalisa) didirikan pada tahun 1906, maka muncul beberapa ahli psikologi yang dua diantaranya adalah Alfred Adler dan Carl Jung. Pada tahun 1909 Freud mulai dikenal di seluruh dunia ketika ia melakukan perjalanan ke USA untuk menyelenggarkan Konferensi International pertama kalinya.

Freud dikenal sebagai seorang perokok berat yang akhirnya menyebabkan dia terkena kanker pada tahun 1923 dan memaksanya untuk melakukan lebih dari 30 kali operasi selama kurang lebih 16 tahun. Pada tahun 1933, partai Nazy di Jerman melakukan pembakaran terhadap buku-buku yang ditulis oleh Freud. Dan ketika Jerman menginvasi Austria tahun 1938, Freud terpaksa melarikan diri ke Inggris dan akhirnya meninggal di sana setahun kemudian.


Kembali ke atas


Alfred Binet

(1857 - 1911)


Alfred Binet dikenal sebagai seorang psikolog dan juga pengacara (ahli hukum). Hasil karya terbesar dari Alfred Binet di bidang psikologi adalah apa yang sekarang ini dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Sebagai anggota komisi investigasi masalah-masalah pendidikan di Perancis, Alfred Binet mengembangkan sebuah test untuk mengukur usia mental (the mental age atau MA) anak-anak yang akan masuk sekolah. Usia mental tersebut merujuk pada kemampuan mental anak pada saat ditest dibandingkan pada anak-anak lain di usia yang berbeda. Dengan kata lain, jika seorang anak dapat menyelesaikan suatu test atau memberikan respons secara tepat terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diperuntukan bagi anak berusia 8 (delapan) maka ia dikatakan telah memiliki usia mental 8 (delapan) tahun.

Test yang dikembangkan oleh Binet merupakan test intelegensi yang pertama, meskipun kemudian konsep usia mental mengalami revisi sebanyak dua kali sebelum dijadikan dasar dalam test IQ. Pada tahun 1914, tiga tahun setelah Binet wafat, seorang psikolog Jerman, William Stern, mengusulkan bahwa dengan membagi usia mental anak dengan usia kronological (Chronological Age atau CA), maka akan lebih memudahkan untuk memahami apa yang dimaksud "Intelligence Quotient". Rumus ini kemudian direvisi oleh Lewis Terman, dari Stanford University, yang mengembangkan test untuk orang-orang Amerika. Lewis mengalikan formula yang dikembangkan Stern dengan angka 100. Perhitungan statistik inilah yang kemudian menjadi definisi atau rumus untuk menentukan Intelligensi seseorang: IQ=MA/CA*100. Test IQ inilah yang dikemudian hari dinamai Stanford-Binet Intelligence Test yang masih sangat populer sampai dengan hari ini.


Kembali ke atas


Alfred Adler

(1870 - 1937)


Alfred Adler dilahirkan pada tanggal 7 Pebruari 1870 di Viena (Austria) dan wafat pada tanggal 28 Mei 1937 di Aberdeen (Skotlandia). Ia adalah seorang Yahudi yang lahir dari keluarga yang termasuk dalam status sosial ekonomi kelas menengah pada saat itu. Semasa muda Adler mengalami masa-masa yang sangat sulit. Ketika ia berusia 5 tahun ia terkena penyakit pneumonia (radang paru-paru) yang menurut dokter hampir mustahil untuk disembuhkan. Ketika mendengar kabar tersebut, Adler berjanji jika ia bisa sembuh maka ia akan menjadi dokter dan bertekad untuk memerangi penyakit yang mematikan tersebut. Akhirnya pada tahun 1895, setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, ia benar-benar mewujudkan tekadnya dan berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dari University of Vienna. Ia akhirnya dikenal sebagai seorang ahli penyakit dalam.

Tahun 1898, ia menulis buku pertamanya yang memfokuskan pada pendekatan kemanusiaan dan penyakit dari sudut pandang individu sebagai pribadi bukan membagi-baginya menjadi gejala, insting, atau dorongan-dorongan. Pada tahun 1902, ia mendapat tawaran kerjasama dari Freud untuk bergabung dalam kelompok diskusi untuk membahas masalah psikopatologi. Adler akhirnya ikut bergabung dan kemudian menjadi pengikut setia Freud, namun hubungan tersebut tidak berlangsung lama.

Pada tahun 1907, Adler menulis sebuah paper berjudul "Organ Inferiority" yang menjadi pemicu rusaknya hubungan Freud dengan Adler. Dalam tulisan tersebut Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya mempunyai kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi kelemahan). Adler juga tidak sependapat dengan teori psikoseksual Freud. Pada tahun 1911, Adler meninggalkan kelompok diskusi, bersama dengan delapan orang koleganya, dan mendirikan sekolah sendiri. Sejak itu ia tidak pernah bertemu lagi dengan Freud.


Kembali ke atas


Carl Jung

(1875 - 1961)


Carl Gustav Jung dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1875 di Kesswyl (Switzerland) dan wafat pada tanggal 6 Juni 1961 di Kusnacht (Switzerland). Dimasa kanak-kanak Jung sudah sangat terkesan dengan mimpi, visi supernatural, dan fantasi. Ia menyakini bahwa dirinya memiliki informasi rahasia tentang masa depan dan berfantasi bahwa dirinya merupakan dua orang yang berbeda.

Jung lulus dari fakultas kedokteran di University of Basel dengan spesialisasi di bidang psikiatri pada tahun 1900. Pada tahun yang sama ia bekerja sebagai assistant di rumah sakit jiwa Zurich yang membuatnya tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang kehidupan para pasien schizophrenic yang akhirnya membawa Jung melakukan kontak dengan Freud. Setelah membaca tulisan Freud yang berjudul Interpretation of Dreams, Jung mulai melakukan korespondensi dengan Freud. Akhirnya mereka bertemu di rumah Freud di Vienna tahun 1907. Dalam pertemuan tersebut Freud begitu terkesan dengan kemampuan intelektual Jung dan percaya bahwa Jung dapat menjadi juru bicara bagi kepentingan psikoanalisa karena ia bukan orang Yahudi. Jung juga dianggap sebagai orang yang patut menjadi penerus Freud dan berkat dukungan Freud Jung kemudian terpilih sebagai presiden pertama International Psychoanalytic Association pada tahun 1910. Namun pada tahun 1913, hubungan Jung dan Freud menjadi retak. Tahun berikutnya, Jung mengundurkan diri sebagai presiden dan bahkan keluar dari keanggotaan assosiasi tersebut. Sejak saat itu Jung dan Freud tidak pernah saling bertemu.


Kembali ke atas


John Watson

(1878 - 1958)


John Broades Watson dilahirkan di Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903 dengan disertasi berjudul "Animal Education". Watson dikenal sebagai ilmuwan yang banyak melakukan penyelidikan tentang psikologi binatang.

Pada tahun 1908 ia menjadi profesor dalam psikologi eksperimenal dan psikologi komparatif di John Hopkins University di Baltimore dan sekaligus menjadi direktur laboratorium psikologi di universitas tersebut. Antara tahun 1920-1945 ia meninggalkan universitas dan bekerja dalam bidang psikologi konsumen.

John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah "Psychology as the Behaviourist view it" (1913). Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.

Peran Watson dalam bidang pendidikan juga cukup penting. Ia menekankan pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkahlaku. Ia percaya bahwa dengan memberikan kondisioning tertentu dalam proses pendidikan, maka akan dapat membuat seorang anak mempunyai sifat-sifat tertentu. Ia bahkan memberikan ucapan yang sangat ekstrim untuk mendukung pendapatnya tersebut, dengan mengatakan: "Berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan ke sepuluh anak itu sesuai dengan kehendak saya".


Kembali ke atas


Max Wertheimer

(1880 - 1943)


Max Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer dianggap sebagai pendiri psikologi Gestalt bersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Max mempelajari imu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia mendapatkan gelar Ph.D. di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun 1934. Di Amerika ia bekerja di New School for Research di New York city sampai akhir hayatnya.

Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalamkotak tersebut) di toko mainan anak-anak. Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.

Dalam bukunya yang berjudul "Investigation of Gestalt Theory" (1923), Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt sebagai berikut:

*

Hukum Kedekatan (law of proximity): hal-hal yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai suatu totalitas.
*

Hukum Ketertutupan (law of closure): Hal-hal yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri.
*

Hukum Kesamaan (law of equivalence): hal-hal yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas.



Kembali ke atas


Henry A. Murray

(1893 - 1988)


Henry Alexander Murray dilahirkan di New York pada tanggal 13 Mei 1893 dan meninggal pada tahun 1988. Sama seperti pandangan psikoanalisa, Henry Murray juga berpendapat bahwa kepribadian akan dapat lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam ketidaksadaran seseorang (unconscious mind). Murray menjadi professor psikologi di Harvard University dan mengajar disana lebih dari 30 tahun.

Peranan Murray di bidang psikologi adalah dalam bidang diagnosa kepribadian dan teori kepribadian. Hasil karya terbesarnya yang sangat terkenal adalah teknik evaluasi kepribadian dengan metode proyeksi yang disebut dengan "Thematic Apperception Test (TAT)". Test TAT ini terdiri dari beberapa buah gambar yang setiap gambar mencerminkan suatu situasi dengan suasana tertentu. Gambar-gambar ini satu per satu ditunjukkan kepada orang yang diperiksa dan orang itu diminta untuk menyampaikan pendapatnya atau kesannya terhadap gambar tersebut. Secara teoritis dikatakan bahwa orang yang melihat gambar-gambar dalam test itu akan memproyeksikan isi kepribadiannya dalam cerita-ceritanya.


Kembali ke atas


Jean Piaget

(1896 - 1980)


Jean Piaget dilahirkan di Neuchatel (Switzerland) pada tahun 1896 dan meninggal di Geneva dalam usia 84 tahun pada tahun 1981. Pada usia 10 tahun ia sudah memulai karirnya sebagai peneliti dan penulis. Piaget sangat tertarik pada ilmu biology dan ia menulis paper tentang albino sparrow (burung gereja albino) yang semakin membuatnya tertarik untuk mendalami ilmu alam.

Piaget memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1918 di universitas Neuchatel dalam bidang ilmu hewan. Pada tahun 1925 ia mulai menunjukkan minatnya pada bidang filsafat dan pada tahun 1929 ia diangkat menjadi profesor dalam "Scientific Thought" di Jeneva. Ia mulai terjun dalam dunia psikologi pada tahun 1940 dengan menjadi direktur laboratorium psikologi di Universitas Jeneva. Lalu kemudian ia juga terpilih sebagai ketua dari "Swiss Society for Psychologie".

Piaget adalah seorang tokoh yang amat penting dalam bidang psikologi perkembangan. Teori-teorinya dalam psikologi perkembangan yang mengutamakan unsur kesadaran (kognitif) masih dianut oleh banyak orang sampai hari ini. Teori-teori, metode-metode dan bidang-bidang penelitian yang dilakukan Piaget dianggap sangat orisinil, tidak sekedar melanjutkan hal-hal yang sudah terlebih dahulu ditemukan orang lain.

Selama masa jabatannya sebagai profesor di bidang psikologi anak, Piaget banyak melakukan penelitian tentang Genetic Epistemology (ilmu pengetahuan tentang genetik). Ketertarikan Piaget untuk menyelidiki peran genetik dan perkembangan anak, akhirnya menghasilkan suatu mahakarya yang dikenal dengan nama Theory of Cognitive Development (Teori Perkembangan Kognitif).

Dalam teori perkembangan kognitif, Piaget mengemukakan tahap-tahap yang harus dilalui seorang anak dalam mencapai tingkatan perkembangan proses berpikir formal. Teori ini tidak hanya diterima secara luas dalam bidang psikologi tetapi juga sangat besar pengaruhnya di bidang pendidikan.


Kembali ke atas


Carl Rogers

(1902 - 1987)


Carl Ransom Rogers dilahirkan di Oak Park, Illinois, pada tahun 1902 dan wafat di LaJolla, California, pada tahun 1987. Semasa mudanya, Rogers tidak memiliki banyak teman sehingga ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk membaca. Dia membaca buku apa saja yang ditemuinya termasuk kamus dan ensiklopedi, meskipun ia sebenarnya sangat menyukai buku-buku petualangan. Ia pernah belajar di bidang agrikultural dan sejarah di University of Wisconsin. Pada tahun 1928 ia memperoleh gelar Master di bidang psikologi dari Columbia University dan kemudian memperoleh gelar Ph.D di dibidang psikologi klinis pada tahun 1931.

Pada tahun 1931, Rogers bekerja di Child Study Department of the Society for the prevention of Cruelty to Children (bagian studi tentang anak pada perhimpunan pencegahan kekerasan tehadap anak) di Rochester, NY. Pada masa-masa berikutnya ia sibuk membantu anak-anak bermasalah/nakal dengan menggunakan metode-metode psikologi. Pada tahun 1939, ia menerbitkan satu tulisan berjudul "The Clinical Treatment of the Problem Child", yang membuatnya mendapatkan tawaran sebagai profesor pada fakultas psikologi di Ohio State University. Dan pada tahun 1942, Rogers menjabat sebagai ketua dari American Psychological Society.

Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik assessment dan pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan treatment kepada klien.

Hasil karya Rogers yang paling terkenal dan masih menjadi literatur sampai hari ini adalah metode konseling yang disebut Client-Centered Therapy. Dua buah bukunya yang juga sangat terkenal adalah Client-Centered Therapy(1951) dan On Becoming a Person (1961).


Kembali ke atas


Erik Erikson

(1902 - 1994)


Erik Homburger Erikson dilahirkan di Frankfurt, Jerman, pada tahun 1902. Ayahnya adalah seorang keturunan Denmark dan Ibunya seorang Yahudi. Erikson belajar psikologi pada Anna Freud (putri dari Sigmund Freud) di Vienna Psycholoanalytic Institute selama kurun waktu tahun 1927-1933. Pada tahun 1933 Erikson pindah ke Denmark dan disana ia mendirikan pusat pelatihan psikoanalisa (psychoanalytic training center). Pada tahun 1939 ia pindah ke Amerika serikat dan menjadi warga negara tersebut, dimana ia sempat mengajar di beberapa universitas terkenal seperti Harvard, Yale, dan University of California di Berkley.

Erik Erikson sangat dikenal dengan tulisan-tulisannya di bidang psikologi anak. Berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual dari Freud yang lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual, Erikson mengembangkan teori tersebut dengan menekankan pada aspek-aspek perkembangan sosial. Dia mengembangkan teori yang disebut theory of Psychosocial Development (teori perkembangan psikososial) dimana ia membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan.

Beberapa buku yang pernah ditulis oleh Erikson dan mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat, diantaranya adalah: (1) Young Man Luther: A Study in Psychoanalysis and History (1958), (2) Insight and Responsibility (1964), dan Identity: Youth and Crisis (1968).


Kembali ke atas


Burrhus F. Skinner

(1904 - 1990)


Burrhus Frederic Skinner dilahirkan di sebuah kota kecil bernama Susquehanna, Pennsylvania, pada tahun 1904 dan wafat pada tahun 1990 setelah terserang penyakit leukemia. Skinner dibesarkan dalam keluarga sederhana, penuh disiplin dan pekerja keras. Ayahnya adalah seorang jaksa dan ibunya seorang ibu rumah tangga.

Skinner mendapat gelar Bachelor di Inggris dan berharap bahwa dirinya dapat menjadi penulis. Semasa bersekolah memang ia sudah menulis untuk sekolahnya, tetapi ia menempatkan dirinya sebagai outsider (orang luar), menjadi atheist, dan sering mengkritik sekolahnya dan agama yang menjadi panutan sekolah tersebut. Setelah lulus dari sekolah tersebut, ia pindah ke Greenwich Village di New York City dan masih berharap untuk dapat menjadi penulis dan bekerja di sebuah surat kabar.

Pada tahun 1931, Skinner menyelesaikan sekolahnya dan memperoleh gelar sarjana psikologi dari Harvard University. Setahun kemudian ia juga memperoleh gelar doktor (Ph.D) untuk bidang yang sama. Pada tahun 1945, ia menjadi ketua fakultas psikologi di Indiana University dan tiga tahun kemudian ia pindah ke Harvard dan mengajar di sana sepanjang karirnya. Meskipun Skinner tidak pernah benar-benar menjadi penulis di surat kabar seperti yang diimpikannya, ia merupakan salah satu psikolog yang paling banyak menerbitkan buku maupun artikel tentang teori perilaku/tingkahlaku, reinforcement dan teori-teori belajar.

Skinner adalah salah satu psikolog yang tidak sependapat dengan Freud. Menurut Skinner meneliti ketidaksadaran dan motif tersembunyi adalah suatu hal yang percuma karena sesuatu yang bisa diteliti dan diselidiki hanya perilaku yang tampak/terlihat. Oleh karena itu, ia juga tidak menerima konsep tentang self-actualization dari Maslow dengan alasan hal tersebut merupakan suatu ide yang abstrak belaka.

Skinner memfokuskan penelitian tentang perilaku dan menghabiskan karirnya untuk mengembangkan teori tentang Reinforcement. Dia percaya bahwa perkembangan kepribadian seseorang, atau perilaku yang terjadi adalah sebagai akibat dari respond terhadap adanya kejadian eksternal. Dengan kata lain, kita menjadi seperti apa yang kita inginkan karena mendapatkan reward dari apa yang kita inginkan tersebut. Bagi Skinner hal yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang adalah melalui Reward & Punishment. Pendapat ini tentu saja amat mengabaikan unsur-unsur seperti emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih sehingga Skinner menerima banyak kritik.


Kembali ke atas


Abraham Maslow

(1908 - 1970)


Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara. Masa muda Maslow berjalan dengan tidak menyenangkan karena hubungannya yang buruk dengan kedua orangtuanya. Semasa kanak-kanak dan remaja Maslow merasa bahwa dirinya amat menderita dengan perlakuan orangtuanya, terutama ibunya.

Keluarga Maslow amat berharap bahwa ia dapat meraih sukses melalui dunia pendidikan. Untuk menyenangkan kemauan ayahnya, Maslow sempat belajar di bidang Hukum tetapi kemudian tidak dilanjutkannya. Ia akhirnya mengambil bidang studi psikologi di University of Wisconsin, dimana ia memperoleh gelar Bachelor tahun 1930, Master tahun 1931, dan Ph.D pada tahun 1934.

Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut:




Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Kebutuhan untuk dihargai

Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

Kebutuhan akan rasa aman dan tentram

Kebutuhan fisiologis / dasar

Hirarki Kebutuhan Maslow


Kembali ke atas


Hans Eysenck

(1916 - 1997)


Hans Jurgen Eysenck dilahirkan di Berlin, Jerman, pada tahun 1916. Kedua orangtuanya adalah selebritis yang sangat berharap bahwa Eysenck kelak dapat menjadi seorang aktor. Pada usia 2 tahun Eysenck terpaksa dibesarkan oleh neneknya karena orangtuanya bercerai.

Setelah tamat SMU Eysenck memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri karena ia merasa tidak senang dengan Regim Nazi. Ia memang meninggalkan Jerman dan akhirnya menetap di Inggris, dimana ia memperoleh gelar Ph.D. di bidang psikologi dari University of London. Sejak saat itu ia telah menulis lebih dari 50 buku dan 600 artikel penelitian dengan berbagai topik. Oleh sebab itu, oleh para pengkritiknya ia sering dianggap sebagai seorang yang serba bisa dan ahli membuat teori (meskipun banyak juga teori yang didukung oleh hasil penelitiannya).

Eysenck adalah seorang ahli teori biologi dan hal ini membuatnya terinspirasi untuk melakukan penelitian pada komponen-komponen biologis dari kepribadian. Dia mengatakan bahwa intelegensi merupakan sesuatu yang diturunkan sejak lahir. Ia juga memperkenalkan konsep ekstroversi (introversi-ekstraversi) dan neurotisme (neurotik-stabil) sebagai dua dimensi dasar kepribadian. Dia percaya bahwa karakteristik kepribadian dapat diuraikan berdasarkan dua dimensi tersebut, yang disebutnya dengan "Supertraits".


Kembali ke atas


Albert Bandura

(1925 - )


Albert Bandura dilahirkan pada tahun 1925 di Alberta, Canada. Dia memperoleh gelar Master di bidang psikologi pada tahun 1951 dan setahun kemudian ia juga meraih gelar doktor (Ph.D). Setahun setelah lulus, ia bekerja di Standford University.

Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial (Social Learning Theory), salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Albert Bandura menjabat sebagai ketua APA pada tahun 1974 dan pernah dianugerahi penghargaan Distinguished Scientist Award pada tahun 1972.


Kembali ke atas




Sumber:


Sarwono, Sarlito Wirawan. 1986. Berkenalan dengan Aliran-Aliran dan Tokoh-Tokoh Psikologi. Bulan Bintang: Jakarta.

Hjelle, Larry A. & Ziegler, Daniel J. 1992. Personality Theory. McGraw-Hill International: NY.

www.allpsych.com
www.e-psikologi.com




M.AMIRUDIN
SEKOLAH TINGGI PSIKOLOGI YOGYAKARTA
STiPsi YK
PSIKOLOGI-a.blogspot.com
terima kasih

tokoh-tokoh psikologi

Maslow, seorang tokoh psikologi humanistik yang mungkin melebihi Roger. Beliau mengkritisi behavioristik dan psikoanalisis, 2 pendekatan utama dalam psikologi, terutama pendekatan psikoanalitiknya freud tentang kepribadian. Pendekatan Freud yang hanya meneliti individu yang tidak sehat, baik individu yang mengalami neurotik maupun psikotik, menyebabkan psikologi mengabaikan emosi manusia yang positif dan yang berguna, seperti kebahagiaan, kepuasan, dan kebajikan pikiran. Salah satu satatement Maslow yang sering beliau ungkapkan adalah “penelitian tentang spsimen yang rusak, kerdil, tidak matang dan tidak sehat hanya menghasilkan psikologi yang rusak pula”
Kita telah mengacuhkan alam manusia, Maslow menambahkan, dengan tidak meneliti sisi terbaik kemanusiaan, baik itu yang paling kreatif, yang paling sehat, dan yang paling matang. Maka pendekatan ini mempelajari tentang apa yang disebut “Ujung Pertumbuhan” pada manusia pada representatif terbaiknya yang merupakan bagian yang unik dan yang paling khas dari teori Maslow trntang kepribadian. Seperti yang dijelaskan beliau, ketika kita hendak menentukan seberapa cepat manusia berlari, kita hendaknya tidak mempelajari orang yang berlari dengan tingkat kecepatan rata-rata, dan bukan pula mereka yang tidak bisa berlari, tetapi seharusnya kita pelajari pelari yang paling cepat yang pernah ada. Hanya dengan cara ini kita bisa menentukan tingkat potensial manusia.
Maka dari itu, teori Maslow tidak berpijak pada studi tentang kepribadian orang sakit, melainkan berpijak pada kepribadian orang-orang yang paling sehat. Sebagai hasil dari penelitian terhadap orang-orang semacam itu, sebuah teori kepribadian berkembang yang sering disebut sebagai teori motivasi, karena motivasi merupakan pijakan utama atau dasar dari pendekatan beliau.
Dengan menggunakan case histories, Maslow mempelajari secara intensif sekelompok kecil orang dengan kepribadian, yang paling baik dan yang paling sehat, baik itu yang masih hidup atau yang telah mati. Sebagai contoh, dengan menggunakan materi biografis, beliau mempelajari Thomas Jefferson, Abraham Lincoln, dan figur-figur bersejarah lainnya. Dari investigasi ini dan investigasi terhadap orang yang masih hidup, beliau menyimpulkan bahwa setiap manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan tertentu yang instinctoid atau instingtif, yang membuat manusia mampu untuk tumbuh, berkembang, dan mengaktualisasikan dirinya untuk memenuhi semua potensialitasnya.
Maslow mengetengahkan satu model hirarki kebutuhan, sebuah jenjang yang terdiri dari motivasi-motivasi; dimana setiap kebutuhan yang berda dibawah harus dipuaskan terlebih dahulu sebelum beranjak ke jenjang kebutuhan diatasnya secara ajeg. Ketika kebutuhan di tingkat kedua dipuaskan, maka kebutuhan yang berada tingkat ketiga mengambil peran untuk dipuaskan dan seterusnya. Pada tingkat yang paling bawah, kebutuhan-kebutuhan fisiologis merupakan yang paling utama. Ketika itu telah terpenuhi dan terpuaskan, kebutuhan rasa aman menjadi yang paling penting, kemudian kebutuhan-kebutuhan kasih sayang dan cita, diikuti oleh kebutuhan akan harga diri, dan terakhir adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Pendekatan Maslow tentang kepribadian sangat kontroversial didalam psikologi saat ini, terutama psikologi humanistik secara umum. Bagaimanapun, pendekatan ini menjadi sangat terkenal terutama di kalangan psikolog-psikolog muda dan mahasiswa, pendekatan ini banyak dipakai mereka.


Kehidupan Maslow (1908-1970)
Mungkin dapat dipahami bahwa Maslow yang masa kecilnya hidup pada masa yang mungkin kalau saat ini disebut sebagai masa yang penuh kekurangan, kurang akan penghargaan dan kepentingan, yakin terhadap kecenderungan diri untuk tumbuh, berkembang dan beraktualisasi. Juga dapat dipahami, datang dari keluarga dimana makanan dan tempat tinggal menjadi perhatian yang sangat penting, Maslow akan mengembangkan sebuah sistem dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut tersusun dalam sebuah jenjang hingga terpenuhinya dan terpusakan. Sejak kecil dia merasa kesepian dan terisolir, maka tidak mengherankan beliau mengedepankan kebutuhan akan kasih sayang dan cinta serta harga diri sebagai kebutuhan-kebutuhan yang penting didalam teorinya, tentunya setelah terpenuhinya kebutuhan fisologis dan rasa aman.
Maslow dilahirkan di Broklyn, New York, Amerika Serikat pada tahun 1908. orang tua beliau adalah imigran dengan tingkat pendidikan yang rendah dan harapan yang kecil untuk dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Seperti para keluarga imigran lain, harapan mereka tertumpu pada generasi berikutnya; mereka berharap anak-anak mereka akan tumbuh ke taraf kehidupan yang lebih tinggi. Ayah Maslow, sewaktu berumur 14, berjalan dan berkelana dari Rusia ke seluruh eropa barat, demi ambisinya untuk hijrah ke Amerika. Dorongan dan motivasi untuk sukses ini tampaknya memberikan pengaruh pada masa kecil Maslow.
Masa kecil Maslow bukanlah masa yang indah. Sebagai satu-satunya anak Yahudi di lingkungannya, dia selalu waspada menjaga status keminoritasannya. Dari penjelasannya, ia adalah seorang yang tidak bahagia dan terisolasi, tumbuh dan berkembang tanpa teman. Beliau tidak dekat dengan keluarga. Seperti kebanyakan orang yang hidup dalam isolasi dan kesendirian, Maslow menjalin pertemanan dengan buku-buku. Perpustakaanlah yang menjadi tempat bermain masa kecilnya dan buku serta pendidikan menjadi jalan keluar dari kemiskinan dan kesendirian.
Atas desakan ayahnya, Maslow mempelajari hukum, namun baru dua minggu saja ia memulainya, ia sudah tidak menyukainya. Hal yang paling ia inginkan adalah mempelajari ”segala sesuatunya”, hasrat yang sulit dipahami oleh sang ayah. Gairah belajarnya ternyata diikuti oleh gairah yang lain, demi mengikuti sang pujaan hati, wanita yang kelak ia akan nikahi, pada usia 16 Maslow meninggalkan rumah, suatu keputusan yang sangat berat diterima oleh sang Ayah. Pertama ia ke Cornell kemudian ia melanjutkan ke Universitas Wisconsin.
Maslow manikah dengan pujaan hatinya tersebut pada usia 20, dan sang istri pada waktu itu berusia 19 tahun,itu merupakan langkah yang signifikan bagi Maslow. Pernikahan tampaknya membuat beliau bukan hanya dapat memenuhi kebutuhan akan kasih sayang dan cinta saja tetapi juga dengan tujuan. Beliau mengatakan bahwa kehidupannya belum benar-benar dimulai hingga ia menikah dan ketika ia belajar di Universitas Wisconsin. Selain beliau mengagumi istrinya, beliau juga mengagumi John Bwatson, seorang ahli psikologi behavioristik dan juga seorang pionir revolusi yang mengubah psikologi menjadi ilmu tentang perilaku. Maslow mempercayai aliran behavioristik tersebut sebagai obat dari segala kesukaran, sepertri kebanyakan orang pada saat itu yaitu pada tahun 1930-an. Di Universitas Wisconsin, beliau mendapat pelatihan yang solid tentang model behavioristik dalam esperimental. Selain mendapat pelatihan profesional beliau juga memperoleh nasehat dan arahan dari para profesornya. Mereka mengajarkan beliau banyak hal, dari hal yang berkenaan dengan pergaulan sosial hingga bagaimana cara membeli setelan pakaian.
Adalah sebuah langkah yang maha besar ketika Maslow yang lulus dari studi-studi behavioristik akhirnya berpindah haluan ke aktualisasi diri, dari kelinci percobaan beralih ke perkembangan manusia.
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi beliau hingga berani mengambil langkah besar untuk berpindah haluan yaitu antara lain emosi intelektual. Dari Freud, Psikologi Gestalt dan dari filosofi Alfred North Whitehead dan Henry Bergson hingga kelahiran anak pertamanya. “Hal itu...”jelasnya “adalah sebuah pencerahan... saya terhenti oleh misteri dan perasaan yang tak terkontrol. Saya merasa sangat kecil, lemah dan tak berdaya sebelum semua ini. Saya katakan bahwa siapapun mereka yang mempunyai bayi tidak akan menjadi seorang behavioris”
Maslow mendapat gelar Ph.D. dari Universitas Wiconsin pada tahun 1934 dan akhirnya kembali ke New York, tepatnya ke Universitas Columbia dan kemudia ke Universitas Broklyn dimana dia tinggal hingga 1951. Beliau di newyork pada saat yang tepat, akhir 30-an dan awal 40-an, dimana arus emigrasi dari Nazi Jerman mengalir, termasuk didalamnya para intelektual-intelekrual penting. Beliau tak sabar bertemu dan belajar dari Erich Fromm, Karen Horney, Max Wertheimer (Psikolog Gestalt ternama), dan Alfred Adler. Selain itu, beliau banyak dipengaruhi oleh seorang antropolog ternama Ruth Benedict, yang pada saat itu pula beliau bertemu dengannya. Kenyataannya, kekagumannya

Pada tahun-tahun tersebut, beberapa tahun pasca ia memperoleh gelar Ph.D, beliau melanjutkan penilitian beliau di Wisconsin tentang perilaku seksual tetapi mengganti objeknya dari kera ke manusia. Penilian itu berakhir pada tahun 1941, ketika minatnya berubah pada awzl perang dunia II, sebuah kejadian yang sangat merubahnya. Mulainya perang dunia itu merupakan sebuah pengalaman yang sangat berpengaruh secara emosional baginya. Maslow menyaksikan kehancuran Pearl Harbor dengan linangan air mata. “Moment yang mengubah seluruh kehidupan” tulisnya, “dan mengubah apa yang telah saya lakukan sejak dulu”. Beliau mempersembahkan seluruh kehisupannya untuk mengembangkan sebuah psikologi yang berkenaan dengan bagaimana manusia dapat mencapai potensi dan ideal yang paling tinggi. Beliau ingin mengubah kepribadan manusia dan menunjukkan bahwa manusia sebenarnya manusia dapat berperilaku lebih baik daripada hanya menghancurkan, perang dan prasangka. Demikianlah, pengalaman pribadi Maslow yang menuntunnya kepada teorinya tentang kepribadian. Permulaan perang dunia memaksa beliau untuk mempelajari tentang bagaimana seharusnya manusia dalam keadaannya yang paling baik. Pada waktu yang sama, kekaguman beliau terhadap Benedict dan Wertheimer mendorong beliau, karena mereka adalah model manusia yang terbaik baginya dan mereka masih hidup. Dorongan untuk menghumanisasikan psikologi dan memahami potensi terbaik manusia yang muncul dari pengalaman-pengalaman tersebut tidak pernah beliau urungkan.
Pada tahun 1951, beliau pergi ke Universitas Brandeis, dimana kemudia ia menjadi dekan fakultas Psikologi disana. Beliau mengembangkan dan menyempurnakan teorinya di universitas tersebut hingga mengakhirinya pada tahun 1969 karena ia berangkat ke California atas dana yayasan untuk untuk lebih mengembangkan filosofi politik, ekonomi dan etis berdasarkan psikologi humanistik.
Hingga akhir hidupnya, dia menjadi figur yang terkenal, bukan hanya dibidang psikologi, tetapi juga pada bidang lain hingga banyak penghargaan ia peroleh, salah satu kehormatan untuk menjadi presiden APA pada tahun 1967.


Motivasi: Sebuah Hirarki Kebutuhan-Kebutuhan
Teori Maslow tentang motivasi sangat berperan dalam memahami kepribadian. Ide dasar dari teori beliau tentang motivasi selangkah ke depan. Maslow mengatakan bahwa terdapat sejumlah kebutuhan-kebutuhan didalam diri manusia yang kemudian akan mengaktifkan dan mengarahkan perilaku setiap individu. Kebutuhan-kebutuhan itu sendiri berifat instingtif, yang telah kita bawa sekjak lahir. Sedangkan perilaku yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan tersebut, bukan sesuatu yang dibawa namun dipelajari maka dari itu pada setiap individu bisa sangat bervariasi.
Karakteristik universal dari kebutuhan-kebutuhan disusun dalam sebuah hirarki, yaitu:
5. Kebutuhan Aktualisasi diri
4. Kebutuhan Harga diri
3. Kebutuhan kasih sayang dan cinta
2. Kebutuhan akan rasa aman
1. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan-kebutuhan yang berada dibawah hendaknya dipuaskan terlebih dahulu sebelum melangkah ke jenjang kebutuhan diatasnya. Sederhananya adalah kebutuhan yang paling atas takkan muncul jika kebutuhan yang dibawahnya belum terpuaskan. Sebagai contoh: seseorang yang lapar dan ketakutan tidak merasa butuh akan kasih sayang dan cinta. Individu tersebut konsen terhadap makanan bukan cinta.
Hanya jika ketika seseorang tersebut telah tercukupi kebutuhan fisiologisnya (makan, istirahat dll) dan ketika mereka merasa aman maka mereka akan membutuhkan kasih sayang dan cinta. Dan ketika kebutuhan-kebutuhan itu terpuaskan, orang akan memikirkan dan mambutuhkan betapa pentingnya harga diri. Ketika mereka memperolehnya, mereka berhasrat untuk bisa mengaktualisasikan dirinya. Poin yang terpenting didalam teori Maslow ini adalah bahwa seseorang tidak akan didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tersebut secara bersamaan pada satu waktu. Hanya ada satu kebutuhan yang dominan pada suatu waktu.

Kebutuhan yang lebih tinggi VS Kebutuhan yang lebih rendah
Kebutuhan yang lebih rendah tampak lebih kuat daripada kebutuhan yang berada diatas. Maslow membuat aturan tertentu tentang urutan kebutuhan tinggi-rendah.
1. Kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul belakangan seiring perkembangan kemanusiaan individu. Segala sesutau yang hidup memiliki kebutuhan untuk makan dan minum, tetapi hanya manusia yang memiliki kebutuhan untuk mengaktualisasikan dirinya dan kebutuhan untuk mengetahui dan mmahami. Maka dari itu semakin tinggi kebutuhannya maka semakin manusia ia.
2. Kebutuhan yang lebih tinggi muncul belakangan seiring pertumbuhan manusia. Contoh: aktualisasi diri tidak akan muncul sampai usia pertengahan. Bayi hanya memiliki kebutuhan fisioligis dan rasa aman, remaja memiliki kebutuhan kasih sayang dan cinta serta harga diri.
3. Kebutuhan yang lebih tinggi sedikit dibutuhkan untuk bertahan hidup. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi tidak serta merta menjadi sebuah krisis jika dibandingkan dengan kegagalan dalam memuaskan kebutuhan yang lebih rendah. Kebutuhan yang lebih rendah disebut juga sebagai deficit atau deficiency needs, karena jika dalam pemuasan kebutuhan ini mengalami kegagalan maka individu akan mengahasilkan sebuah deficiency pula.
4. Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi ini sedikit dibutuhkan untuk bertahan hidup, kebutuhan ini ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi menghasilkan kesehatan yang lebih baik, umur panjang dan secara umummengimprove biologis manusia menjadi lebih baik. Kebutuhan yang lebih tinggi ini juga disebut sebagai growth atau Being Needs.
5. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi bermanfaat bukan hanya secara bologis tepai juga secara psikologis, karen apemuasan tersebut menghasilkan kebahagiaan yang lebih mendalam, kebajikan pikiran dan kecukupan batin.
6. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi lebih kompleks daripada pemuasan kebutuhan yang lebih rendah.
7. Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi membutuhkan kondisi eksternal yang lebih baik.

Terdapat satu poin yang dibuat sebelum kita mendiskusikan kebutuhan-kebutuhan tersebut secara khusus. Sebuah kebutuhan tidaklah harus terpuaskan secara benar-benar penuh atau secara absolut sebelum naik ke jenjang berikutnya. Maslow mengatakan bahwa pemuasan sebagian saja pada setiap kebutuhan memungkinkankita naik pada kebutuhan yang lebih tinggi. Dengan menggunakan figur hipotesis beliau menggambarkan seseorang yang telah terpuaskan telah memenuhi 85% kebutuhan fisiologis, 70% kebutuhan rasa aman, 50% kebutuhan dimiliki dan cinta, 40% harga diri, 10% kebutuhan aktualisasi diri.

Kebutuhan dasar
Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan yang nyata akan makanan, air, udara, tidur dan seks, merupakan kebutuhan yang paling kuat dan yang paling dasar daripada kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan ini mampu menghalangi dengan total kebutuhan-kebutuhan yang lain. Jika anda pernah tenggelam dan membutuhkan udara, atau anda pernah tidak makan selama berhari-hari, anda akan menyadari bahwa pada saat itu anda tidak membutuhkan kasih sayang dan cinta atau kebutuahan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan lain menjadi tidak penting ketika kebutuhan fisiologis belum terpenuhi
Maslow mengatakan bahwa orang dalam kondisi seperti itu akan berfikir, bermimpi dan menginginkan makanan, hanya makanan. Tetapi sekali saja kebutuhan ini terpenuhi, orang tersebut tidak akan memikirkan hal itu lagi, dan orang akan berperilaku bukan karena dorongan makanan lagi. Hal ini akan membuat orang berperilaku sesuai dengan dorongan yang paling penting baginya. Hal ini tampak pada kasus sebagian besar orang yang datang dari budaya industrialisasi barat, dimana kebutuhan utama adalah kebutuhan fisiologis untuk bertahan hidup.

Kebutuhan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan yang paling penting pada bayi dan remaja/dewasa yang neurotis. Pada kondisi sehat, orang normal pada umumnya telah puas pada kebutuhan ini. Pemuasan kebutuhan ini membutuhkan keamanan, stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan dan bebas dari cemas.
Pada saat bayi dan anak kecil, kebutuhan akan ras aman dapat dilihat dengan jelas. Jika bayi bereaksi dengan jelas terhadap tekanan atau ketakutan maka lain halnya dengan orang dewasa. Orang dewasa telah mengembangkan cara untuk menghambat atau mengurangi reaksi teakutnya tersebut.
Indikasi jelas bahwa kebutuhan rasa aman anak adalah tampak dari kesenangannya akan keteraturan, mereka memiliki kebutuhan akan dunia yang dapat diperediksi dan teratur. Maslow berpendapat kebebasan yang sangat dan permisivitas pada anak akan menyebabkan kecemasan dan insecure pada anak itu sendiri. Memang kebebasan harus diberikan pada anak , tetapi sesuai dengan batas yang mereka mampu. Mereka seharusnya diberikan petunjuk, karena mereka tidak mampu melakukan sesuatu dengan sendirinya.
Orang neurotik dan dewasa yang insecure membutuhkan bentuk keteraturan didalam lingkungannya sebagai bentuk kebutuhannya akan rasa aman. Mereka melakukan segala hal agar dapat selalu dapat diprediksi dengan tepat.
Maslow juga menekankan bahwa walaupun sebagian besar orang dewasa telah memenuhi kebutuhan ini, namun tetap saja mereka membutuhkan beberapa tingkat akan rasa aman. Sebagian besar dari kita lebih memilih sesuatu yang dapat diprediksi dari pada sesuatu yang belum tentu apalagi kacau untuk dapat bertahan hingga masa depan. Wujudnya dapat berupa pekerjaan tetap, gaji mantap, tabungan dan asuransi.

Kebutuhan kasih sayang dan cinta. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman relatif terpuaskan, seseorang akan mengembangkan suatu kebutuhan yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan cinta. Kebutuhan ini dapat termanifestasi dalam berbagai cara: melalui hubungan afektif dengan orang lain secara umum, atau melalu persahbatan dengan teman, pacar dsb atau secara umum menemukan tempatnya didalam kelompok tertentu didalam kehidupan sosial.
Kebutuhan untujk dimiliki lebih sulit diwujudkan pada keadaan sosial yang berubah-ubah. Setiap pergantian pekerjaan, sekolah atau tempat tinggal membutuhkan cara yang berbeda untuk memnuhi kebutuhan ini.
Sedangkan kebutuhan akan cinta, dimana mengandung pengertian kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta, dapat diwujudkan dalam sebuah hubungan yang hangat dan intim dengan orang lain. Maslow tidak menyamakan cinta dengan sex (yang merupakan kebutuhan fisiologis), namun menekankan bahwa sex merupakan satu cara untuk mengekspresikan kebutuhan akan cinta. Kegagalan memenuhi kebutuhan ini merupakan salah satu penyebab maladjustment yang disebut “hasu akan cinta” dan merupakan “penyakit defisiensi (akibat akekurangan)”

Kebutuhan harga diri. Manakala kebutuhan dimiliki dan mencintai telah relatif terpuaskan, motivasi yang kemudian berkembang adalah kebutuhan akan harga diri. Mereka membutuhkan penghargaan dari dirinya sendiri maupun dari iorang lain. Ada dua jenis harga diri: Menghargai diri sendiri dan penghargaan dari orang lain.
Pemuasan kebutuhan akan menghargai diri sendiri membuat seseorang merasa percaya diri terhadap kekuatan, penguasaan dan kemampuannya. Hasil dari perasaan tersebut adalah individu akan menjadi lebih kompeten dan lebih produktif pada setiap aspek kehidupan. Ketika pemuasan kebutuhan ini kurang, individu akan merasa inferior, butuh pertolongan, dan lemah dalam menyelesaikan permasalahan. Penghargaan dari orang mencakup kebutuhan prestise, reputasi yang baik dihadapan orang lain.

Aktualisasi diri. Akhirnya sesudah kebutuhan dasar terpenuhi, kebutuhan berkembang muncul untuk merealisasikan dan memenuhi seluruh bakat-kemampuan dan otensinya. Walaupun kebutuhan yang berada ditingkat bawah semuanya telah dipenuhi, individu yang tidak mengaktualisasikan dirinya atau merealisasikan kemampuannya, individu tersebut akan frustrasi. Aktualisasi diri memiliki berbagai bentuk yang unik, tidak melulu sesuatu hal yang berbau seni. Maslow menerangkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk merealisasikan potensinya.

Sebuah hirarki kebutuhan kedua.
Maslow telah menjelaskan dengan jelas tentang kebutuhan lain dari manusia yaitu kebutuhan untuk mengetahui dan memahami, namun beliau tidak memasukkan kedalam hirarki yang beliau kembangkan. Beliau mengatakan bahwa dua kebutuhan ini merupakan dorongan dari dalam yang mendorong pemuasan. Beliau mengungkapkan bukti keberadaan dua kebutuhan ini.
1. Studi laboratoris menggunakan hewan menunjukkan bahwa mereka secara aktif dan memanipulasi lingkungan mereka untuk mencari tahu
2. Terdapat bukti historis orang-orang yang memburu ilmu walaupun harus menempuh resiko besar dalam hidup mereka, kebutuhan ini melampaui kebutuhan akan rasa aman.
3. Terdapat berbagai macam studi yang mengatakan bahwa orang dewasa yang sehat sangat tertarik dengan hal-hal yang misterius dan belum diketahui, sesuatu yang tidak terorganisir atau terjelaskan.
4. Didalam praktek klinisnya, Maslow menemukan orang yang mengalami kejenuhan akan mencari suatu tantangan atau aktifitas intelektual.
Maslow meyakini bahwa kebutuhan untuk mengetahui dan memahami telah ada sejak awal kehidupan, pada akhir masa bayi dan awal masa kanak-kanak, dan terekspresi sebagai rasa keingintahuan yang alami dari anak-anak, yang mana tidak perlu dipikirkan, ditambah sekolah dan orang tua biasanya akan mengajarkan anak untuk menghambat keingintahuan spontan dari anak. Kegagalan pemenuhan kebutuhan akan berdampak sangat berbahaya, seperti kegagalan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain, dapat menghambat perkembangan dan fungsi penuh dari kepribasian.
Terdapat berbagai cara kebutuhan ini termanifestas. Termasuk didalamnya kebutuhan untuk menganalisa, menyederhanakan sampai ke elemental, kebutuhan untuk bereksperimen, dan kebutuhan untuk menjelaskan, dan kebutuhan untuk menyimpulkan dan mengetengahkan suatu sistem atau teori setidaknya bagi dirinya sendiri.
Ketika kebutuhan ini tidak temasuk kedalam hirarki kebutuhan yang telah dijelaskan sebelumnya, kebutuhan ini membentuk hirarkinya sendiri. Kebutuha untuk mengetahui lebih kuat daripada kebutuhan untuk memahami. Maka dari itu sesuai dengan hirarki, kebutuhan yang lebih kuat akan dipenuhi terlebih dahulu baru kemudian beranjak keatas.
Maslow menambahkan bahwa kedua kebutuhan ini, mengetahui dan memahami mengambil peran yang penting dalam pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri. Maka dari itu mustahil seseorang bisa mengaktualisasikan dirinya sebelum memenuhi kebutuhan untuk mengetahui dan memahami.

Pengecualian
Walaupun Maslow mwyakini bahwa hirarki kebutuhan dapat menjelaskan sebagian besar manusia, namun beliau mnenjelaskan bahwa tidak selalu demikian, tidak berlaku untuk setiap orang, ada pengecualian. Sebagai suatu contoh: dari catatan sejarah, untuk memperoleh atau menciptakan kondisi ideal, orang rela mengorbankan segalanya bahkan hidupnya, orang yang berpuasa hingga mati, atau membakar diri mereka secara nyata bahwa mereka mengabaikan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman. Figur religius yang meninggalkan segal kesenangan dunia dan hidup dalam kemiskinan dan kekurangan namuan mereka dapat mengembangkan potensi mereka secara penuh bahkan sangat penuh. Kasus yang sama pada seorang artis yang mau mempertaruhkan kesehatan dan keselamatannya demi pekerjaan yang ia lakoni.

Karakteristik mereka yang mengaktualisasikan dirinya
Penelitian Maslow terhadap orang-orang terbaik dan yang paling sehat manjadi dasar teori beliau tentang kepribadian. Walaupun beliau tidak menemukan subjek yang banyak yang dipertimbangkan telah mencapai aktualisasi diri (beliau memperkirakan hanya atau kurang dari 1% dari populasi), tetapi beliau penelitian belaiu telah cukup untuk mengungkapkan bahwa mereka yang mengaktualisasikan dirinya menunjukkan beberapa karakteristik.
1. Memiliki persepsi yang sangat efisien terhadap realitas
2. Menerima diri
3. Spontan, sederhana dan alami
4. Lebih memperhatikan masalah daripada dirinya
5. Mandiri dan membutuhkan privasi
6. Memiliki apresiasi yang segar terus menerus
7. memiliki atau pernah mengalami pengalaman puncak “peak experience” yang bersifat mistis
8. Memiliki minat sosial
9. Mmiliki hubungan interpersonal
10. Kreatif
11. Memiliki struktuk karakter yang demokratis
12. Resisten terhadap budaya

Mengapa Aktualisasi diri tidak universal
Jika Maslow menganggap bahwa aktualisasi diri baerasal dari dalam bukan sebagai hal yag dipelajar, lalu mengapa tidak semua orang bisa mengaktualisasikan dirinya?
Satu alasan bagus mengenai hal ini yaitu semakin tinggi kebutuhan itu didalam hirarki, maka semakin kurang kuat. Aktualisasi diri sebagai kebutuhan yang terletak paling atas di dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah. Karena lemah, maka menjadi sangat mudah untuk dipengaruhi oleh situasi emosi kekurangan yang menyebabkan kebutuhan aktualisasi dihambat untuk pemenuhan kebutuhab dimiliki dan cinta serta harga diri, begitu pula oleh adanya kekurangan secara fisiologis, maka kebutuhan ini yang lebih didahulukan.
Alasan lain mengapa kebutuhan aktualisasi diri gagal dipenuhi adalah adanya komleks Junus (Jonah Compleks). Hal ini merujuk pada ketakutan dan keraguan terhadap kemampuan dan potensi diri.
Alasan Ketiga adalah, kebutuhan aktualisasi diri memrlukan usaha, keberanian, kerja keras dan disiplin.

Teknik dari pengungkapan
Penelitian Maslow tentang aktualisasi diri tidak dimulai sebagai program formal suatu penelitian. Ini dimulai dari kekaguman Maslow pada seorang antropologi Ruth Benedict dan tokoh psikologi Gestalt Max Wertheimer. Maslow sangat ingin tahu perbedaan teori mereka dari yang lainnya. Maslow menemukan bahwa kedua orang ini memiliki kesamaan, yaitu orang yang memiliki karakteristik yang menata mereka sebagai bagian dari pribadi umumnya..
Kemudian Maslow menentukan untuk melihat seandainya model karakteristik ini dapat ditemukan pada orang lainnya. Pertama dia berbalik untuk mengajar mahasiswa, setelah dipelajari segmen dari populasi tersebut, dan menemukan hanya satu subyek dari 3000 orang yang bisa dipertimbangkan konsep aktualisasi dirinya. Maslow menyimpulkan bahwa karakteristik yang dilibatkan dalam aktualisasi diri tidak diikuti kesempatan untuk mengembangkan pada orang muda pada budaya kita, lalu dia berlaih untuk meneliti pada usia madya dan orang tua, eskipun telah dilakukan penelitian pada orang tua, hanya 1 % dari populasi yang dapat digolongkan memiliki kriteria aktualisasi diri.
Contoh yang dipelajari terdiri dari 49 kasus yang nyata, perbagian, dan berarti atau penting dari aktualisasi diri, termasuk orang-orang kreatif diambil dari kebanyakan teman Maslow dan orang-oranag besar diambil dari sejarah, antara lain : Thomas Jefferson, Albert Einstein, Elanor Roosevelt, William James dll. Sangat sulit untuk menggambarkan teknik spesifik yang digunakan untuk meneliti orang-orang ini. Seperti yang dijelaskan Maslow, dia menggunakan berbagai teknik yang sesuai dengan masalah yang ditanganinya. Para tokoh sejarah dia pelajari dari materi biografi, menganalisis dokumentasi tulisanyang ada pada setiap tokoh, mencari rumusan dari kesamaan para tokoh.
Dengan subyek yang masih hidup, Maslow percaya pada interview yang dalam, asosiasi bebas, tes Rorschach, tae TAT. Maslow menemukan pada kebanyakan subyek hidupnya menyadari dan mengakibatkan sulit untuk diperiksa. Lalu Maslow berkata sangan perlu untuk meneliti mereka secara tidak langsung dan dengan sembunyi-sembunyi, tapi dia tidak menjelaskan bagaimana cara prakteknya. Maslow mengatakan sendiri bahwa dia tidak mengikuti syrarat untuk penelitian ilmiah yang tepat. Dia mengatakan sendiri bahwa dengan penelitian laboratorium terstandar, missal penelitian terkontrol dan teliti/ tepat, cara sederhana ini bukanlah penelitian sesungguhnya. Bagaimanapun juga, Maslow juga mencatat bahwa penelitian seperti ini tidak dapat dipelajari dengan prosedur ilmiah yang harus teliti, alternatifnya dia tidak akan pernah meneliti hal ini, atau saat ada prosedur yang sesuai yang dikembangkan. Maslow sangat tidak sabar dengan hal itu, dia sangat ingin melaksanakan pendiriannya bahwa "umat manusia harus ditolong".

Pandangan Maslow terhadap Manusia
Kita mengetahui bahwa pandangan Maslow pada kepribadian manusia adalah manusia yang humanistic dan optimis. Dia lebih focus pada jiwa yang sehat, daripada yang terganggu yang stagnan dalam kemajuan dan pertumbuhan, dia juga meneliti manusia dari segi kebaikan dan potensial, bukan ketidakmampuan dan keterbatasan. Maslow meyakini kita memiliki kemampuan untuk membentuk diri yang positif dan kehidupan social yang baik. Dalam pandangannya, manusia dapat secara sadar memilih bagaimana yang terbaik untuk memuaskan kebutuhannya dan bagaimana mengaktualisasikan kemampuannya. Manusia itu sendiri yang bertanggung jawab atas tingkat perkembangan yang dicapainya. Maslow juga merasakan bahwa pemikiran kebutuhan yang menyusun hirarkinya adalah diwariskan (bawaan sejak lahir), tingkah laku yang dilakukan untuk memuaskan hirarki tersebut dipelajari. Oleh karena itu kepribadian dipengaruhi oleh keduanya alamiah dan pengasuhan (pengalaman), oleh keturunan dan lingkungan.
Walaupun tidak terlihat dalam tulisannya, Pandanagan Maslow nampaknya pada kebaikan manusia sebagai pemikiran dari keunikan individu. Hal ini benar bahwa motivasi dan kebutuhan sangat umum/ luas, dengan cara mana kebutuhan akan dipuaskan sangat beragam dari orang ke orang, karena tingkah laku ini dipelajari. Oleh karena itu tidak semua aktualisasi diri seseorang sama pada prilaku mereka, mereka lebih dahulu membagi dalam kualitas dan sifat.
Maslow sangat dipusingkan pentingnya dari pengalaman pada masa awal anak/ balita dalam memfasilitasi atau menghambat perkembangan selanjutnya, Dia tidak percaya kita menggadaikan atau mengorbankan seluruh pengalaman masa awal itu. Maslow percaya bahwa kemanusiaan lebih banyak memiliki kemampuan atau potensi daripada yang kita sadari, kita sebagai individu dan makhluk social akan sangat lebih produktif dan bahagia jika kita dapat mempelajari bagaimana cara melepaskan potensi tersebut. Maslow mengingatkan tujuan penting dan utama dari aktualisasi diri adalah refleksi dari kepercayaan Maslow bahwa kebanyakan manusia mampu mencapai tingkatan tinggi secara fungsional, memberikan kondisi yang cocok atau sesuai.
Maslow memperlihatkan bahwa pembawaan alami "karakter" saat kita lahir pada dasarnya baik, sopan, dan ramah, tapi dia tidak menyangkal keberadaan kejahatan/ keburukan "evil" di lingkungan. Bagaimanapun juga, keburukan dan kejahatan tidak melekat pada manusia, tapi sesuatu yang mendorong kita oleh lingkungan yang tidk sesuai dan tidak memadai. Aktualisasi diri sebagaimana yang telah kita bicarakan adalah kebutuhan atau kecenderungan yang bersifat relative. Hal ini selalu ada, namun saat menghadapi kultur yang menghambat atau orang tua yang represif, ini memiliki kesulitan yang besar untuk dimunculkan atau diekspresikan. Maslow sangat peduli sekali tentang manusia, perasaan kasihan dan keharuannya diekspresikan dalam karya-karyanya dalam bentuk keyakinan bahwa kita dapat memenuhi setiap kemampuan kita yang luas.
Teori dari Maslow sangat populerdan terkenal sehingga banyak sekali pengikutnya, terutama para anak-anak muda, hal ini dikareknakan rasa optimisme dan keharuannya pada manusia. Maslow merasa dikecewakan oleh pendekatan behavioristik dan psikoanalisis tentang kepribadian dan psikologi pada umumnya. Namun tidak ada satu teori yang sangat sempurna, sekarang muncul kritik pada teori Maslow pada metode penelitian dan bagaimana bisa dari data yang mungkin dianggap sedikit, yaitu 49 orang, lebih sedikit dibanding separo dari mereka yang diwawancarai dan di tes. Maslow juga mengambil subyek berdasarkan kriteria dia sendiri yang merupakan orang memiliki aktualisasi diri.Kriteria tersebut tidak dibuat secara spesifik, penggambaean karateristik itu diturunkan dari interpretasi klinis yang dia dapat dan mungkin telah dipengaruhi oleh nilai-nilai moral Maslow. Sebagai catatan, Maslow setuju dengan kritik ini, yang perlu kalian tahu bahwa sedikit sekali teori kepribadian yang kebal terhadap kritik ini. Beberapa kritik lain yang ditujukan pada tidak konsisten atau keadaan ambigu pada bentuk yang digunakan Maslow pada metaneeds, metaphatology, peak experiences, terutama pada self actualization. Mereka juga menanyakan pada dasar apa dorongan-dorongan dalam aktualisasi diri itu sebagai bawaan.
Salah satu psikolog Everett Shostrom mengembangkan tes tulis "Personal Oriantation Inventory yang isinya mengukur variabel yang berhubungan dengan aktualisasi diri. teori dari Maslow ini telah diterima dengan baik, dan di indikasikan mengalami pertumbuhan dalam spikologi populer dan mendidik masyarakat. Para pimpinan perusahaan juga menggunakan konsep aktualisasi diri untuk memotivasi, masukan moral, dan produktivitas pekerja mereka. Pemilihan Maslow pada jabatan presiden APA (American Psyichological Association) tahun 1967 memberi kesan bahwa pekerjaannya adalah sebuah ketertarikan yang sangat besar pada psikologi.
Psikologi humanistic sesuai dengan masalah sosial modern, menekankan bahwa masyarakat yang bertahan tergantung pada kemampuannya untuk meningkatkan potensi kita menjadi manusia yang sempurna.